Berita

Pegiat Dan Perajin Batik Di Temanggung Sukses Menyelenggarakan 3 Rangkaian Acara Dalam Rangka Memperingati Hari Batik

Pegiat dan perajin batik Temanggung yang tergabung dalam komunitas Rumah Batik Temanggung sukses menyelenggarakan 3 rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang berlangsung selama 3 hari yaitu pada hari Jum’at ( 30/9/22) – Minggu ( 2/10/22).

Selama 1 bulan tim panitia berjibaku dari menyiapkan konsep yang menarik, menentukan tema agar sesuai dengan tujuan dan juga mempersiapkan dokumen – dokumen yang diperlukan. Dan akhirnya 3 rangkaian acara berjalan lancar dan sukses.

Berikut Ini Jalannya 3 Rangkaian Kegiatan Acara Dalam Rangka Memperingati Hari Batik Nasional

  • Sarasehan Budaya Dengan Tema “Peran Batik Dalam Isue Global Suistanable Fashion”

Sekitar pukul 09.15 WIB Sarasehan budaya yang bertempat di area kebun papringan dusun Kelingan, Desa Caruban,  Kadangan, Temanggung ini dibuka oleh moderator yaitu Eryna nursanti Dewi atau yang biasa dipanggil dengan Ambu Ine. Dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta, Sarasehan berjalan lancar.

ambu Ine dengan menggunakan baju atasan batik mbako pewarna alam kulit mahoni, hasil karya pengrajin batik Begawan Luwes desa Kemiriombo Gemawang, terlebih dahulu menyampaikan portfolio 4 pembicara sarasehan dan mempersilahkan pembicara untuk menuju panggung.

Dilanjutkan dengan sambutan ketua Panitia Diri Rahmawati. Dalam sambutannya Dini Rahmawati mengungkapkan bahwa acara ini adalah impian dari perajin batik yang ingin  berkumpul mengenalkan batik Temanggung kepada khalayak ramai sekaligus menginginkan generasi muda lebih mengenal batik yang layak dijaga dan dilestarikan.

Pembicara pertama adalah Bapak Saltiyono Atmaji Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Temanggung. Beliau mengatakan bahwa salah satu kegiatan dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata adalah pemberdayaan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya yang ada di Temanggung. Sehingga Dinas Pariwisata berusaha mengembangkan potensi batik di Temanggung.

Pembicara kedua adalah Fatah Saifurohman dikenal dengan panggilan Ipung, CEO dari UMK Sibiru. Bapak Ipung sebenarnya bukan perajin batik, namun karena beliau adalah petani tanaman Strobilanthes Cuchia yang menghasilkan warna biru sehingga banyak berhubungan dengan para perajin batik. Bapak Ipung menceritakan awal mula menanam tanaman Strobilanthes Cuchia ini, dengan belajar dari asalnya yaitu di Taiwan bersama kelompok Warlami ( Warna Alam Indonesia ).

Setelah dari Taiwan, beliau mulai mencoba menanam di Kecamatan Wonoboyo, Temanggung yang merupakan daerah lereng Gunung Prau dengan ketinggian 1300 mdpl. Disana terdapat 65 hektar dengan 179 petani yang menanam Strobilanthes Cuchia.

Narasumber ke 3 adalah Sri Wahyuni, merupakan perajin batik dengan brand Batik Kelingan. Beliau berinisiatif mengembangkan kerajinan batik di Temanggung sejak tahun 2011. Sri Wahyuni sendiri memang asli dari Bantul, yang mayoritas keluarganya adalah perajin batik. Sejak tahun 2002 menikah kemudian tinggal di Temanggung, sehingga sempat berhenti membatik.  Ketika diminta mengajar batik di SD Baledu tahun 2011 lalu, beliau sungguh senang sekali, sejak itulah semangat untuk membatik kembali bergelora. Apalagi sejak adanya Pasar Papringan 1 yang berlokasi di Dusun Kelingan, brand Batik Kelingan lambat laun mulai dikenal masyarakat.

Reni Oktaviani yang merupakan akademisi dan perajin batik menjadi pembicara yang terakhir. Reni diajarkan filosofi batik ketika berkuliah di program studi batik dan fashion Institut Seni Indonesia Jogyakarta. Sebagai generasi muda Reni mulai mengembangkan batik sendiri sesuai dengan karakternya yang hobi makanan, sehingga motif yang dia buat adalah  motif makanan seperti boba, martabak. Disarasehan juga dijelaskan bahwa batik merupakan proses merintang warna menggunakan malam, sehingga ecoprint dan jumputan bukan termasuk batik karena prosesnya tidak menggunakan malam panas.

  • Demo Nyanting Bareng pelajar SMA

Pada hari ke dua, masih di Dusun Kelingan, Kandangan diadakan demo nyanting bareng yang dihadiri oleh 70 siswa SMA / SMK se Kab. Temanggung. Dengan kain berukuran 40 x 40 peserta diajari cara membuat pola, menyanting menggunakan malam dan mewarnai dengan pasta warna alam dari tanaman Strobilanthes Cuchia.

  • Acara Puncak Berupa Parade Batik

Acara puncak rangkaian perayaan Hari Batik Nasional berlangsung di area Citiwalk Alun – alun Temanggung ( 2/10/2022). Parade batik ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat luas, bahwa di Temanggung ada batik yang cantik dan khas.

Dalam kegiatan Parade Batik Temanggung tahun 2022 ini hanya diambilkan produk dari 30 pengrajin batik yang dikenakan oleh 60 model dari berbagai profesi, diantaranya perwakilan dari Persatuan Dharma Wanita, Duta Genre, Forum Anak Kabupaten Temanggung, serta beberapa masyarakat dengan berbagai macam profesi. Dalam parade membuktikan ahwa batik tidak hanya digunakan untuk acara formal saja, namun bisa dipakai untuk berbagai acara baik formal non formal, dipakai dari semua kalangan umur dari kecil hingga dewasa.

Semoga dengan terselenggaranya 3 rangkaian acara peringatan Hari Batik Nasional ini, lebih bisa menggairahkan para perajin batik untuk berkreasi, batik Temanggng bisa lebih diterima oleh seluruh kalangan masyarakat dan juga sinergi dengan pemerintah untuk bersama – sama memajukan Batik Temanggung.

(hanifa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *